Nilai koi tergantung dari ukuran, bentuk serta
keseimbangan pola dan intensitas warna kulit. Koi terbaik adalah yang memiliki
intensitas, keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Saat membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang
memiliki kepala terbesar, biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar.
Bentuk yang paling baik adalah seperti “torpedo”. Sukses tidaknya budi daya ikan Koi sangat
tergantung “teknik dan sentuhan” dari pemilik serta kondisi kondisi lingkungan yang
harus dibuat sealami dan mendukung perkembangan ikan Koi, berikut beberapa
persyaratan lingkungan pendukung beternak ikan Koi yang baik.
Pemilihan lokasi & konstruksi Kolam
Ikan
koi secara alami hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dan
berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah di kolam
sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang
pewarnaan tubuh. Kolam sebagian dinaungai karena sinar matahari yang terlalu
banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat
blooming fitoplankton.
Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.
Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.
Kualitas Air
Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas
tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk
mendukung perkembangan koi secara optimum adalah sebagai berikut:
Suhu
air berkisar 24-260 C, PH 7,2-7,4 (agak basa), Oksigen minimal 3-5
ppm, CO2 max 10 ppm, Nitrit max 0,2.
Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah
disaring dan diendapkan 24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan
penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil.
Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada
bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan
(fluktuasi) kurang dari 5oC.
Sumber: http://teknik-budidaya.com dengan berbagai editan
Semoga Bermanfaat.
Peternak KOI Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar